Powered By Blogger

Minggu, 26 Juni 2011

Sosok Seorang Ayah

Tuk’ smua ayah d dunia n special thank’s buat Papa

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya. Lalu bagaimana dengan Papa? Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng. Tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau
lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu…Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya” , Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka…. Tapi sadarkah kamu? Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang” Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :”Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”. Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga.. Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama…. Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia….. :’) Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.. Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir… Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut…Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. . Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?” Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti… Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa….Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…Papa harus melepasmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu? Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati… Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa. Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!” Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”. Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya. Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..Karena Papa tahu…..Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti…

Dan akhirnya….Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia…. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis? Papa menangis karena papa sangat Bahagia!

Kemudian Papa berdoa….Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….Bahagiakanlah ia bersama suaminya….”

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….

Papa telah menyelesaikan tugasnya….

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita…Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu…

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal apapun.:’)

Tersenyum dan bersyukurlah ketika kamu bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah hingga tugasnya selesai….
Jika kamu mengalaminya, Kamu adalah salah satu orang yang beruntung…

Peace….

(Thomas Tjahja - milis Single Katolik)

3 Pintu Kebijaksanaan


Seorang Raja, mempunyai anak tunggal yang pemberani, trampil dan pintar. Untuk menyempurnakan pengetahuannya, ia mengirimnya kepada seorang pertapa bijaksana “Berikanlah pencerahan padaku tentang Jalan Hidupku” Sang Pangeran meminta.
“Kata-kataku akan memudar laksana jejak kakimu di atas pasir”, ujar Pertapa. “Saya akan berikan petunjuk padamu, di Jalan Hidupmu engkau akan menemui 3 pintu. Bacalah kata-kata yang tertulis di setiap pintu dan ikuti kata hatimu. Sekarang pergilah.” sang Pertapa menghilang dan Pangeran melanjutkan perjalanannya.

Segera ia menemukan sebuah pintu besar yang di atasnya tertulis kata “UBAHLAH DUNIA”
“Ini memang yang kuinginkan” pikir sang Pangeran. “Karena di Dunia ini ada hal2 yang aku sukai dan ada pula hal-hal yang tak kusukai. Aku akan mengubahnya agar sesuai keinginanku”
Maka mulailah ia memulai pertarungannya yang pertama, yaitu mengubah dunia. Ambisi, cita-cita dan kekuatannya membantunya dalam usaha menaklukkan dunia agar sesuai hasratnya. Ia mendapatkan banyak kesenangan dalam usahanya tetapi hatinya tidak merasa damai. Walau sebagian berhasil diubahnya tetapi sebagian lainnya menentangnya.

Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari, ia bertemu sang Pertapa kembali.
“Apa yang engkau pelajari dari Jalanmu ?”; tanya sang Pertapa.
“Aku belajar bagaimana membedakan apa yang dapat kulakukan dengan kekuatanku dan apa yang di luar kemampuanku, apa yang tergantung padaku dan apa yang tidak tergantung padaku” jawab Pangeran.
“Bagus! Gunakan kekuatanmu sesuai kemampuanmu. Lupakan apa yang di luar kekuatanmu, apa yang engkau tak sanggup mengubahnya” dan sang Pertapa menghilang.

Tak lama kemudian, sang Pangeran tiba di Pintu kedua yang bertuliskan “UBAHLAH SESAMAMU”
“Ini memang keinginanku” pikirnya. “Orang-orang di sekitarku adalah sumber kesenangan, kebahagiaan, tetapi mereka juga yang mendatangkan derita, kepahitan dan frustrasi.”
Kemudian iapun mencoba mengubah semua orang yang tak disukainya. Ia mencoba mengubah karakter mereka dan menghilangkan kelemahan mereka. Ini menjadi pertarungannya yang kedua.


Tahun-tahun berlalu, kembali ia bertemu sang Pertapa.
“Apa yang engkau pelajari kali ini?”
“Saya belajar, bahwa mereka bukanlah sumber dari kegembiraan atau kedukaanku, keberhasilan atau kegagalanku. Mereka hanya memberikan kesempatan agar hal-hal tsb. dapat muncul. Sebenarnya di dalam dirikulah segala hal tersebut berakar.”
“Engkau benar” Kata sang Pertapa. “Apa yang mereka bangkitkan dari dirimu, sebenarnya mereka mengenalkan engkau pada dirimu sendiri. Bersyukurlah pada mereka yang telah membuatmu senang dan bahagia serta bersyukur pulalah pada mereka yang menyebabkan derita dan frustrasi. Karena melalui merekalah, kehidupan mengajarkanmu apa yang perlu engkau kuasai dan jalan apa yang harus kau tempuh.”
Kembali sang Pertapa menghilang.

Kini Pangeran sampai ke pintu ketiga “UBAHLAH DIRIMU”
“Jika memang diriku sendirilah sumber dari segala problemku, memang disanalah aku harus mengubahnya” Ia berkata pada dirinya sendiri. Dan iapun memulai pertarungannya yang ketiga. Ia mencoba mengubah karakternya sendiri, melawan ketidak-sempurnaann ya, menghilangkan kelemahannya, mengubah segala hal yg tak ia sukai dari dirinya, yang tak sesuai dengan gambaran ideal.

Setelah beberapa tahun berusaha, dimana sebagian ia berhasil dan sebagian lagi gagal dan ada hambatan, Pangeran bertemu sang Pertapa kembali.
“Kini apa yang engkau pelajari ?”
“Aku belajar bahwa ada hal-hal di dalam diriku yang bisa ditingkatkan dan ada yang tidak bisa saya ubah.”
“Itu bagus” ujar sang pertapa.
“Ya” lanjut Pangeran, “tapi saya mulai lelah untuk bertarung melawan dunia, melawan setiap orang dan melawan diri sendiri. Tidakkah ada akhir dari semua ini? Kapan saya bisa tenang? Saya ingin berhenti bertarung, ingin menyerah, ingin meninggalkan semua ini!”
“Itu adalah pelajaranmu berikutnya” ujar Pertapa. Tapi sebelum itu, balikkan punggungmu dan lihatlah Jalan yang telah engkau tempuh” Dan iapun menghilang.

Ketika melihat ke belakang, ia memandang Pintu Ketiga dari kejauhan dan melihat adanya tulisan di bagian belakangnya yang berbunyi “TERIMALAH DIRIMU”.
Sang Pangeran terkejut karena tidak melihat tulisan ini ketika melalui pintu itu. “Ketika seorang mulai bertarung, maka ia mulai menjadi buta” katanya pada dirinya sendiri.
Ia juga melihat, bertebaran di atas tanah, semua yang ia campakkan, kekurangannya, bayangannya, ketakutannya. Ia mulai menyadari bagaimana mengenali mereka, menerimanya dan mencintainya apa adanya. Ia belajar mencintai dirinya sendiri dan tidak lagi membandingkan dirinya dengan orang lain, tanpa menghakimi, tanpa mencerca dirinya sendiri.

Ia bertemu sang Pertapa, dan berkata “Aku belajar, bahwa membenci dan menolak sebagian dari diriku sendiri sama saja dengan mengutuk untuk tidak pernah berdamai dengan diri sendiri. Aku belajar untuk menerima diriku seutuhnya, secara total dan tanpa syarat.”
“Bagus, itu adalah Pintu Pertama Kebijaksanaan” , ujar Pertapa. “Sekarang engkau boleh kembali ke Pintu Kedua”

Segera ia mencapai Pintu Kedua, yang tertulis di sisi belakangnya “TERIMALAH SESAMAMU”
Ia bisa melihat orang-orang di sekitarnya, mereka yang ia suka dan cintai, serta mereka yang ia benci. Mereka yang mendukungnya, juga mereka yang melawannya. Tetapi yang mengherankannya, ia tidak lagi melihat ketidak-sempurnaan mereka, kekurangan mereka. Apa yang sebelumnya membuat ia malu dan berusaha mengubahnya.

Ia bertemu sang Pertapa kembali, “Aku belajar” ujarnya “bahwa dengan berdamai dengan diriku, aku tak punya sesuatupun untuk dipersalahkan pada orang lain, tak sesuatupun yg perlu ditakutkan dari mereka. Aku belajar untuk menerima dan mencintai mereka, apa adanya.
“Itu adalah Pintu Kedua Kebijaksanaan” ujar sang Pertapa, “Sekarang pergilah ke Pintu Pertama.”

Dan di belakang Pintu Pertama, ia melihat tulisan “TERIMALAH DUNIA”
“Sungguh aneh” ujarnya pada dirinya sendiri “Mengapa saya tidak melihatnya sebelumnya?” . Ia melihat sekitarnya dan mengenali dunia yang sebelumnya berusaha ia taklukkan dan ia ubah. Sekarang ia terpesona dengan betapa cerah dan indahnya dunia. Dengan kesempurnaannya. Tetapi, ini adalah dunia yang sama, apakah memang dunia yang berubah atau cara pandangnya ?

Kembali ia bertemu dengan sang Pertapa: “Apa yang engkau pelajari sekarang ?”
“Aku belajar bahwa dunia sebenarnya adalah cermin dari jiwaku. Bahwa jiwaku tidak melihat dunia melainkan melihat dirinya sendiri di dalam dunia. Ketika jiwaku senang, maka dunia pun menjadi tempat yang menyenangkan. Ketika jiwaku muram, maka duniapun kelihatannya muram. Dunia sendiri tidaklah menyenangkan atau muram. Ia ADA, itu saja. Bukanlah dunia yang membuatku terganggu, melainkan ide yang aku lihat mengenainya. Aku belajar untuk menerimanya tanpa menghakimi, menerima seutuhnya, tanpa syarat.”
“Itu Pintu Ketiga Kebijaksanaan” ujar sang Pertapa. “Sekarang engkau berdamai dengan dirimu, sesamamu dan dunia” Sang pertapa pun menghilang.


Sang pangeran merasakan aliran yang menyejukkan dari kedamaian, ketentraman, yang berlimpah merasuki dirinya. Ia merasa hening dan damai.

Apa Permintaanmu ?


Renungan Add comments
Mintalah,
Maka Allah Akan Memberi
Saya minta kekuatan
Dia beri aku kesulitan
supaya aku menjadi kuat

Saya minta kebiasaan bijaksana
Dia beri aku masalah
supaya aku memecahkannya dengan bijaksana

Saya minta kekayaan
Dia beri aku kekuatan otot dan otak
supaya aku berkarya

Saya minta keberanian
Dia beri aku bahaya
supaya aku mampu mengatasinya

Saya minta kasih sayang
Dia beri aku anak yang bermasalah
supaya aku dapat membantunya

Saya minta kesenangan
Dia beri aku beberapa peluang
supaya aku bisa memilih jenis kesenangan

Saya tidak memperoleh apapun yang saya mau,

Tetapi saya menerima segala-galanya yang saya butuhkan
Diposkan oleh Kasih Yesus di dalam hidupku di 7:57 AM 1 komentar Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
Reaksi:            
AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI, OLEH KARENA ITU AKU SELALU
MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN.

Kata-Kata Diatas merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas hati
yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai,
tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa
membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.

Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama : Kita sering
memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita
miliki. Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah,kendaraan, pekerjaan
tetap, dan pasangan yang terbaik. Tapi anda masih merasa kurang. Pikiran
anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh
rumah yang besar dan indah,mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan
lebih banyak uang.

Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya.
Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati
kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi,
betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA"
dalam arti yang sesungguhnya.

Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang ''kaya''. Orang yang
''kaya'' bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat
menikmati apapun yang mereka miliki.

Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu
menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah
perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat
keadaan disekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda
akan merasakan nikmatnya hidup.

Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan
orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.
Seorang pengarang pernah mengatakan, ''Menikahlah dengan orang yang Anda
cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.'' Ini perwujudan rasa
syukur.

Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat
membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat
seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek
berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan
membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain
lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai,
lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.

Saya ingat, pertama kali bekerja saya senantiasa membandingkan penghasilan
saya dengan rekan-rekan semasa kuliah. Perasaan ini membuat saya resah dan
gelisah.

Sebagai mantan mahasiswa teladan di kampus, saya merasa gelisah setiap
mengetahui ada kawan satu angkatan yang memperoleh penghasilan di atas saya.

Nyatanya, selalu saja ada kawan yang penghasilannya melebihi saya. Saya
menjadi gemar bergonta-ganti pekerjaan, hanya untuk mengimbangi rekan-rekan
saya. Saya bahkan tak peduli dengan jenis pekerjaannya, yang penting
gajinya lebih besar.

Sampai akhirnya saya sadar bahwa hal ini tak akan pernah ada habisnya. Saya
berubah dan mulai mensyukuri apa yang saya dapatkan. Kini saya sangat
menikmati pekerjaan saya.

Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput
dipekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit
jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, ''Lulu,
Lulu.''

Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang
ini. Si dokter menjawab, ''Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak
oleh Lulu.'' Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia
terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok
dan berteriak, ''Lulu, Lulu''. ''Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?
'' tanyanya keheranan.

Dokter kemudian menjawab, ''Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.''

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki.
Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Saya ingin
mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu yang sedang
terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika
ditanya kenapa demikian, ia menjawab, ''Saya mempunyai dua anak laki-laki.

Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup ditanah seberang. Kalau
berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak
kedua saya.

Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan
berjumpa dengan anak pertama saya di surga.''

Bersyukurlah !

Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu
inginkan .... Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu ... Karena itu memberimu
kesempatan untuk belajar ... Bersyukurlah untuk masa-masa sulit ... Di masa
itulah kamu tumbuh ... Bersyukurlah untuk keterbatasanmu ... Karena itu
memberimu kesempatan untuk berkembang ...

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru ... Karena itu akan membangun
kekuatan dan karaktermu ... Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat ...
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga ... Bersyukurlah bila kamu
lelah dan letih ... Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan ...
Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik... Hidup yang
berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut...
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif ... Temukan
cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah
bagimu ...

Menghargai


Seorang penjual daging mengamati suasana sekitar tokonya.

Ia sangat terkejut melihat seekor anjing datang ke samping
tokonya.

Ia mengusir anjing itu, tetapi anjing itu kembali lagi.

Maka, ia menghampiri anjing itu dan melihat ada suatu catatan di
mulut anjing itu.

Ia mengambil catatan itu dan membacanya,

"Tolong sediakan 12 sosis dan satu kaki domba.

Uangnya ada di mulut anjing ini."
Si penjual daging melihat ke mulut anjing itu dan ternyata ada
uang sebesar 10 dollar di sana . Segera ia mengambil uang itu,

kemudian ia memasukkan sosis dan kaki domba ke dalam kantung
plastik

dan diletakkan kembali di mulut anjing itu.

Si penjual daging sangat terkesan.

Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya, ia menutup
tokonya dan berjalan mengikuti si anjing.

Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan dan sampai ke tempat
penyeberangan jalan. Anjing itu meletakkan kantung plastiknya,
melompat dan menekan tombol penyeberangan,

kemudian menunggu dengan sabar dengan kantung plastik di mulut,

sambil menunggu lampu penyeberang berwarna hijau.

Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual
daging mengikutinya.

Anjing tsb kemudian sampai ke perhentian bus, dan mulai melihat
"Papan informasi jam perjalanan ".

Si penjual daging terkagum-kagum melihatnya.

Si anjing melihat "Papan informasi jam perjalanan " dan kemudian
duduk disalah satu bangku yang disediakan.

Sebuah bus datang,

si anjing menghampirinya dan melihat nomor bus dan kemudian
kembali ke tempat duduknya. Bus lain datang.

Sekali lagi si anjing menghampiri dan melihat nomor busnya.

Setelah melihat bahwa bus tersebut adalah bus yang benar, si
anjing naik.

Si penjual daging, dengan kekagumannya mengikuti anjing itu dan
naik ke bus tersebut.

Bus berjalan meninggalkan kota , menuju ke pinggiran kota .

Si anjing melihat pemandangan sekitar.

Akhirnya ia bangun dan bergerak ke depan bus,

ia berdiri dengan 2 kakinya dan menekan tombol agar bus
berhenti.

Kemudian ia keluar, kantung plastik masih tergantung di
mulutnya.

Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan sambil dikuti si
penjual daging.

Si anjing berhenti pada suatu rumah,

ia berjalan menyusuri jalan kecil dan meletakkan kantung plastik
pada salah satu anak tangga. Kemudian, ia mundur, berlari dan
membenturkan dirinya ke pintu.

Ia mundur, dan kembali membenturkan dirinya ke pintu rumah tsb.

Tidak ada jawaban dari dalam rumah,

jadi si anjing kembali melalui jalan kecil,

melompati tembok kecil dan berjalan sepanjang batas kebun
tersebut.

Ia menghampiri jendela dan membenturkan kepalanya beberapa kali,

berjalan mundur, melompat balik dan menunggu di pintu.

Si penjual daging melihat seorang pria tinggi besar membuka
pintu

dan mulai menyiksa anjing tersebut, menendangnya, memukulinya,
serta menyumpahinya.

Si penjual daging berlari untuk menghentikan pria tersebut,

"Apa yang kau lakukan ..?

Anjing ini adalah anjing yg jenius.

Ia bisa masuk televisi untuk kejeniusannya. "

Pria itu menjawab, "Kau katakan anjing ini pintar ...?
Dalam minggu ini sudah dua kali anjing bodoh ini lupa membawa
kuncinya ..!"

Biografi Ke-12 Rasul Yesus


BUat yg merasa hidup nya selalu menderita, cobalah simak biografi ke 12
rasul Yesus ini. Ternyata penderitaan kita bukan apa-apa bila di bandingkan
dengan penderitaan mereka. Percaya lah bahwa Tuhan bersama kita.

SAtu penulis sejarah yg bisa di pertanggungjawabkan tulisannya berdasarkan
bukti2 nyata ialah EUsebius. Ia menulis buku mengenai cara meninggal nya
para Rasul di tahun 325 yg berjudul :
"Rasul dan murid dari Juruselamat telah menyebarkan dan mengkothbahkan Injil
keseluruh dunia". Tulisan dr dia telah di telusuri dan di seleidiki ulang
oleh penulis sejarah gereja Mr.Schumacher untuk membuktikan akan kebenaran
tsb.

1. Matius meninggal dunia, karena di siksa dan di bunuh dengan pedang di
Etopia.

2. MArkus meninggal dunia di Alexandria(MEsir), setelah badannya di seret
hidup2 dengan kuda melalui jalan2 yang penuh batu sampai ia menemukan ajal
nya.

3. LUkas meninggal dunia di gantung di YUnani, setelah ia berkothbah di
sana kepada orang2 yg belum mengenal Tuhan.

4. Yohannes direbus atau lebih tepat nya di goreng dalam bak minyak
mendidih di Roma, tetapi karena Tuhan masi ingin memakai Yohanes lebih jauh,
maka keajaiban terjadi sehingga walaupun ia telah di goreng hidup2, ia bisa
hidup terus. Tetapi akhir nya ia dibuang dah diasingkan ke pulau PATMOS
untuk kerja paksa di tambang batubara. Pada saat ia berada di sana, ia
mendapatkan wahyu sehingga ia bisa menulis kitab WAHYU. Kemudian ia
dibebaskan dan akhirnya kembali menjadi uskup di Edessa (Turki). Ia adalah
satu2nya Rasul yg bisa mencapai lanjut usia dan meninggal dengan tenang.

5. Petrus telah di salib dengan kepala di bawah. KAyu salib untuk Petrus
di pasang berbeda, ialah secara hurdisalib. Ia merasa tidak layak untuk mati
dan disalib sperti Tuhan Yesus.

6. Yakobus saudara tiri dari Tuhan Yesus dan pemimpin greja di
Yerussalem, di lempar kebwah dari puncak bubungan Bait ALlah, di tempat yg
sama di mana si setan membawa Yesus untuk di goda. Ia meninggal dunia
setelah di lempar dari tempat tsbt.

7. Yakobus anak Zebedeus adalah nelayan dan murid pertama Yesus yg di
panggil, ia dipenggal kepala nya di Yerussalem. Pada saat2 di siksapun, ia
tidak pernah menyangkal T.Yesus, bahkan ia berusaha berkothbah trus, bukan
hanya kepada tawanan lainnya saja, bahkan kepada orang yg menghukum dan
meyiksa dia dengan kejamnya.Sehingga akhir nya org ROmawi itu mendampingi
Yakobus pada saat ia di hukum penggal, bukan sekedar hanya untuk
menyaksikan, melainkan jg untuk turut di hukum dan di penggal bersama dgn
Yakobus. PAda saat ia mau menjalani hukuman mati, ia berlutut bersama di
samping Yakobus, sambil berdoa, itu adalah doa nya yg terakhir , sebelum ia
mati di penggal bersama yakobus sebagai orang kristen.

8. Bartolomeus yang lebih di kenal sebagai NAtanael ia menjadi misionaris
di Asia, antara lain ia memberikan kesaksian di Turki. Ia meninggal dunia
di Armenia setelah ia mendapat hukuman cambuk sehingga semua kulit nya
menjadi hacur terlepas kebeset.

9. Andreas juga di salib sperti Petrus dengan caranya di YUnani. Sbelum
meninggal, ia di siksa dengan hukum cambuk oleh tujuh tentara dan diikat di
salib. DEngan cara demikian mereka bisa memperpanjang masa sakit dan masa
siksaan nya. Seorg pengikut Andreas yg turut menyaksikan hukuman ANdreas
menceritakan perkataan yg telah di ucapkan oleh Andreas sbelum meninggal
dunia : "Ternyata keinginan dan cita2 saya bisa terkabul, dimana saya bisa
turur merasakan 'happy hours' dengan di siksa dan si salib sperti Yesus".
Bahkan pada saat ia disiksa pun tiada henti2 nya ia berkothbah terus, dua
hari sebelum ajalnya tiba. Berkothbah sambil di hukum cambuk.

10. RAsul Thomas mati di tusuk oleh tombak di INdia.

11. YUdas saudara nya dari Tuhan Yesus di hukum mati dengan panah, karena
ia tidak bersedia untuk mengingkari Yesus.

12. Matias, Rasul pengganti Yudas Iscariot mati di hukum rajam dan akhir
nya di penggal kepalanya.

13. Rasul Paulus di siksa dgn sangat kejam dan akhir nya di penggal
kepala nya oleh Kaiser Nero di ROma pd thn 67. PAsul Paulus adalah yg paling
lama mengalami masa siksaaan di penjara. Kebanyakan surat2 dari dia di buat
dan di kirim dari penjara.

"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala2 dan
layanilah Tuhan" (Rom 12:11)

GBU guys...

DIkumpullkan dr berbagai sumber

Cinta Kasih di Hati Manusia


Jaman dahulu kala di Rusia hidup pasangan suami-istri Simon dan Matrena. Simon yang miskin ini adalah seorang pembuat sepatu. Meskipun hidupnya tidaklah berkecukupan, Simon adalah seorang yang mensyukuri hidupnya yang pas-pasan. Masih banyak orang lain yang hidup lebih miskin daripada Simon. Banyak orang-orang itu yang malah berhutang padanya. Kebanyakan berhutang ongkos pembuatan sepatu. Maklumlah, di Rusia sangat dingin sehingga kepemilikan sepatu dan mantel merupakan hal yang mutlak jika tidak mau mati kedinginan.

Suatu hari keluarga tersebut hendak membeli mantel baru karena mantel mereka sudah banyak yang berlubang-lubang. Uang simpanan mereka hanya 3 rubel (rubel = mata uang Rusia) padahal mantel baru yang paling murah harganya 5 rubel. Maka Matrena meminta pada suaminya untuk menagih hutang orang-orang yang telah mereka buatkan sepatu. Maka Simon pun berangkat pergi menagih hutang. Tapi tak satupun yang membayar. Dengan sedih Simon pulang. Ia batal membeli mantel.

Dalam perjalanan pulang, Simon melewati gereja, dan saat itu ia melihat sesosok manusia yang sangat putih bersandar di dinding luar gereja. Orang itu tak berpakaian dan kelihatan sekali ia sangat kedinginan.

Simon ketakutan, "Siapakah dia? Setankah? Ah, daripada terlibat macam-macam lebih baik aku pulang saja". Simon bergegas mempercepat langkahnya sambil sesekali mengawasi belakangnya, ia takut kalau orang itu tiba-tiba mengejarnya.

Namun ketika semakin jauh, suara hatinya berkata, "HAI SIMON, TAK MALUKAH KAU? KAU PUNYA MANTEL MESKIPUN SUDAH BERLUBANG-LUBANG,
SEDANGKAN ORANG ITU TELANJANG. PANTASKAH ORANG MENINGGALKAN SESAMANYA BEGITU SAJA?"

Simon ragu, tapi akhirnya toh ia balik lagi ke tempat orang itu bersandar. Ketika sudah dekat, dilihatnya orang itu ternyata pria yang wajahnya sungguh tampan. Kulitnya bersih seperti kulit bangsawan. Badannya terlihat lemas dan tidak berdaya, namun sorot matanya menyiratkan rasa terima kasih yang amat sangat ketika Simon memakaikan mantel luarnya kepada orang itu dan memapahnya berdiri. Ia tidak bisa menjawab sepatah kata pun atas pertanyaan-pertanyaan Simon, sehingga Simon memutuskan untuk membawanya pulang.

Sesampainya di rumah, Matrena marah sekali karena Simon tidak membawa mantel baru dan membawa seorang pria asing. "Simon, siapa ini? Mana mantel barunya? "

Simon mencoba menyabarkan Matrena, "Sabar, Matrena.... dengar dulu penjelasanku. Orang ini kutemukan di luar gereja, ia kedinginan, jadi kuajak sekalian pulang".

"Bohong!! Aku tak percaya....sudahlah , pokoknya aku tak mau dengar ceritamu! Sudah tahu kita ini miskin kok masih sok suci menolong orang segala!! Usir saja dia!!"
"Astaga, Matrena! Jangan berkata begitu, seharusnya kita bersyukur karena kita masih bisa makan dan punya pakaian, sedangkan orang ini telanjang dan kelaparan.
Tidakkah di hatimu ada sedikit belas kasih? "

Matrena menatap wajah pria asing itu, mendadak ia merasa iba. Lalu disiapkannya makan malam sederhana berupa roti keras dan bir hangat. "Silakan makan, hanya sebeginilah makanan yang ada. Siapa namamu dan darimana asalmu? Bagaimana ceritanya kau bisa telanjang di luar gereja?"

Tiba-tiba wajah pria asing itu bercahaya. Mukanya berseri dan ia tersenyum untuk pertama kalinya. "Namaku Mikhail, asalku dari jauh. Sayang sekali banyak yang tak dapat kuceritakan. Kelak akan tiba saatnya aku boleh menceritakan semua yang kalian ingin ketahui tentang aku. Aku akan sangat berterima kasih kalau kalian mau menerimaku bekerja di sini."

"Ah, Mikhail, usaha sepatuku ini cuma usaha kecil. Aku takkan sanggup menggajimu", demikian Simon menjawab.

”Tak apa, Simon. Kalau kau belum sanggup menggajiku, aku tak keberatan kerja tanpa gaji asalkan aku mendapat makan dan tempat untuk tidur."

"Baiklah kalau kau memang mau begitu. Besok kau mulai bekerja".

Malamnya pasangan suami-istri itu tak dapat tidur. Mereka bertanya-tanya.

"Simon tidakkah kita keliru menerima orang itu? Bagaimana jika Mikhail itu ternyata buronan?" Matrena bertanya dengan gelisah pada Simon.

Simon menjawab, "Sudahlah Matrena. Percayalah pada pengaturan Tuhan. Biarlah ia tinggal di sini.Tingkah lakunya cukup baik. Kalau ternyata ia berperilaku tidak baik, segera kuusir dia".

Esoknya Mikhail mulai bekerja membantu Simon membuat dan memperbaiki sepatu. Di bengkelnya, Simon mengajari Mikhail memintal benang dan membuat pola serta menjahit kulit untuk sepatu. Sungguh aneh, baru tiga hari belajar, Mikhail sudah bisa membuat sepatu lebih baik dan rapi daripada Simon.

Lama kelamaan bengkel sepatu Simon mulai terkenal karena sepatu buatan Mikhail yang bagus. Banyak pesanan mengalir dari desa-desa yang penduduknya kaya. Simon tidak lagi miskin. Keluarga itu sangat bersyukur karena mereka sadar, tanpa bantuan tangan terampil Mikhail, usaha mereka takkan semaju ini.

Namun mereka juga terus bertanya-tanya dalam hati, siapa sebenarnya Mikhail ini.
Anehnya, selama Mikhail tinggal bersama mereka, baru sekali saja ia tersenyum, yaitu dulu saat Matrena memberi Mikhail makan. Namun meski tanpa senyum, muka Mikhail selalu berseri sehingga orang tak takut melihat wajahnya.



Suatu hari datanglah seorang kaya bersama pelayannya. Orang itu tinggi besar, galak dan terlihat kejam. "Hai Simon, Aku minta dibuatkan sepatu yang harus tahan setahun
mengahadapi cuaca dingin. Kalau sepatu itu rusak sebelum setahun, kuseret kau ke muka hakim untuk dipenjarakan! ! Ini, kubawakan kulit terbaik untuk bahan sepatu. Awas, hati-hati ini kulit yang sangat mahal!"

Di pojok ruangan, Mikhail yang sedari tadi duduk diam, tiba-tiba tersenyum. Mukanya bercahaya, persis seperti dulu ketika ia pertama kalinya tersenyum.

Sebenarnya Simon enggan berurusan dengan orang ini. Ia baru saja hendak menolak pesanan itu ketika Mikhail memberi isyarat agar ia menerima pesanan itu.

Simon berkata, "Mikhail, kau sajalah yang mengerjakan sepatu itu. Aku sudah mulai tua. Mataku agak kurang awas untuk mengerjakan sepatu semahal ini. Hati-hati, ya. Aku tak mau salah satu atau malah kita berdua masuk penjara."

Ketika Mikhail selesai mengerjakan sepatu itu, bukan main terkejutnya Simon. "Astaga, Mikhail, kenapa kau buat sepatu anak-anak? Bukankah yang memesan itu orangnya tinggi besar? Celaka, kita bisa masuk penjara karena...."

Belum selesai Simon berkata, datang si pelayan orang kaya. "Majikanku sudah meninggal. Pesanan dibatalkan. Jika masih ada sisa kulit, istri majikanku minta dibuatkan sepatu anak-anak saja".

"Ini, sepatu anak-anak sudah kubuatkan. Silakan bayar ongkosnya pada Simon", Mikhail menyerahkan sepatu buatannya pada pelayan itu.
Pelayan itu terkejut, tapi ia diam saja meskipun heran darimana Mikhail tahu tentang pesanan sepatu anak-anak itu.

Tahun demi tahun berlalu, Mikhail tetap tidak pernah tersenyum kecuali pada dua kali peristiwa tadi. Meskipun penasaran, Simon dan Matrena tak pernah berani menyinggung- nyinggung soal asal usul Mikhail karena takut ia akan meninggalkan mereka.

Suatu hari datanglah seorang ibu dengan dua orang anak kembar yang salah satu kakinya pincang! Ia minta dibuatkan sepatu untuk kedua anak itu. Simon heran sebab Mikhail tampak sangat gelisah. Mukanya muram, padahal biasanya tidak pernah begitu.

Saat mereka hendak pulang, Matrena bertanya pada ibu itu, "Mengapa salah satu dari si kembar ini kakinya pincang?"

Ibu itu menjelaskan, "Sebenarnya mereka bukan anak kandungku. Mereka kupungut ketika ibunya meninggal sewaktu melahirkan mereka. Padahal belum lama ayah mereka juga meninggal. Kasihan, semalaman ibu mereka yang sudah meninggal itu tergeletak dan menindih salah satu kaki anak ini Itu sebabnya ia pincang. Aku sendiri tak punya anak, jadi kurawat mereka seperti anakku sendiri."


"Tuhan Maha Baik, manusia dapat hidup tanpa ayah ibunya, tapi tentu saja manusia takkan dapat hidup tanpa Tuhannya", kata Matrena.

Mendengar itu, Mikhail kembali berseri-seri dan tersenyum untuk ketiga kalinya. Kali ini bukan wajahnya saja yang bercahaya, tapi seluruh tubuhnya. Sesudah tamu-tamu tersebut pulang, ia membungkuk di depan Simon dan Matrena sambil berkata, "Maafkan semua kesalahan yang pernah kuperbuat, apalagi telah membuat gelisah dengan tidak mau menceritakan asal usulku. Aku dihukum Tuhan, tapi hari ini Tuhan
telah mengampuni aku. Sekarang aku mohon pamit."

Simon dan Matrena tentu saja heran dan terkejut, "Nanti dulu Mikhail, tolong jelaskan pada kami siapakah sebenarnya kau ini?"

Mikhail menjawab sambil terus tersenyum, "Sebenarnya aku adalah adalah satu malaikat Tuhan. Bertahun-tahun yang lalu Tuhan menugaskan aku menjemput nyawa ibu kedua anak tadi. Aku sempat menolak perintah Tuhan itu tapi kuambil juga nyawa ibu mereka. Aku menganggap Tuhan kejam. Belum lama mereka ditinggal ayahnya, sekarang ibunya harus meninggalkan mereka juga. Dalam perjalanan ke surga, Tuhan mengirim badai yang menghempaskanku ke bumi. Jiwa ibu bayi menghadap Tuhan sendiri. Tuhan berkata padaku, 'MIKHAIL, TURUNLAH KE BUMI DAN PELAJARI KETIGA KEBENARAN INI HINGGA KAU MENGERTI:
PERTAMA, APAKAH YANG HIDUP DALAM HATI MANUSIA?
KEDUA, APA YANG TAK DIIJINKAN PADA MANUSIA?
KETIGA, APA YANG PALING DIPERLUKAN MANUSIA?'

"Aku jatuh di halaman gereja, kedinginan dan kelaparan. Simon menemukan dan membawaku pulang. Waktu Matrena marah-marah dan hendak mengusir aku, kulihat maut dibelakangnya. Seandainya ia jadi mengusirku, ia pasti mati malam itu. Tapi Simon berkata, "Tidakkah di hatimu ada sedikit belas kasih?" Matrena jatuh iba dan
memberi aku makan. Saat itulah aku tahu kebenaran pertama:
"YANG HIDUP DALAM HATI MANUSIA ADALAH BELAS KASIH"
"Kemudian ada orang kaya yang memesan sepatu yang tahan satu tahun sambil marah-marah. Aku melihat maut di belakangnya. Ia tidak tahu ajalnya sudah dekat. Aku tersenyum untuk kedua kalinya. Saat itulah aku tahu kebenaran kedua:
"MANUSIA TIDAK DIIJINKAN MENGETAHUI MASA DEPANNYA. MASA
DEPAN MANUSIA ADA DI TANGAN TUHAN"
"Hari ini datang ibu angkat bersama kedua anak kembar tadi. Ibu kandung si kembar itulah yang diperintahkan Tuhan untuk kucabut nyawanya. Dan aku melihat si kembar dirawat dengan baik oleh ibu lain. Aku tersenyum untuk ketiga kalinya dan kali ini tubuhku bercahaya. Aku tahu kebenaran yang ketiga:
"MANUSIA DAPAT HIDUP TANPA AYAH DAN IBUNYA TAPI MANUSIATIDAK AKAN DAPAT HIDUP TANPA TUHANNYA."
Simon, Matrena, terima kasih atas kebaikan kalian berdua. Aku telah mengetahui ketiga kebenaran itu, Tuhan telah mengampuniku. Semoga kasih Tuhan senantiasa
menyertai kalian sepanjang hidup." Mikhail kembali ke surga.